Ayam Sumatra pernah menjadi salah satu mata dagangan penting pada masa ke-19, dengan tujuan Eropa dan Amerika. Sebagai komoditas ekspor dari suatu daerah, tidak sanggup disangkal betapa nama Sumatra menjadi populer ketika itu di kedua benua tersebut. Di serpihan dunia barat, pejantan ayam Sumatra dibutuhkan sebagai ayam hias alasannya bentuknya yang sedang-sedang, warna bulu yang bermacam-macam dan kokoknya sangat lain dengan ayam lokal. Sedang induk betina dikawin silangkan dengan pejantan lokal unggul sampai produktivitasnya cukup tinggi.
Lain di Eropa, lain pula di Sumatra. Para peternak di Sumatra justru mendatangkan ayam Bangkok dengan maksud memperbaiki generasi ayam Sumatra orisinil biar sanggup menjadi jenis ayam lokal unggul. Kemudian perhatian peternak tercurah pada jenis ayam gres yang tangguh, produktif dan lebih tahan dari beberapa serangan penyakit. Namun sangat disayangkan, di sisi lain justru menjadi buah simalakama. Persediaan ayam Sumatra orisinil semakin menipis alasannya diekspor terus dan sudah terdesak oleh kehadiran ayam Bangkok. Saat ini keaslian ayam Sumatra patut dipertanyakan, tanggapan telah mewabahnya ayam Bangkok beserta keturunannya. Sangat dimungkinkan semakin meluasnya perkawinan silang keturunan Bangkok dengan ayam Sumatra asli, sehingga lampu kuning telah menyala, ayam Sumatra orisinil telah diambang kepunahan.
Menyadari hal tersebut, alangkah baiknya bila mulai kini digalakkan lagi acara pengembangbiakkan ayam Sumatra asli, sebagaimana telah berhasil dilakukan oleh para peternak pelung di Jawa Barat. Kalau pada masa ke 19 sanggup menjadi barang ekspor yang berarti, mengapa sekarang, pada masa ke 20 yang segalanya serba canggih, justru tidak ? Seperti telah diuraikan di atas, mendapat ayam Sumatra orisinil yaitu pekerjaan yang sangat sulit. Kecuali sudah semakin langkah, harus pula mau bersusah payah masuk jauh ke padalaman yang tentu saja tak terjangkau lagi oleh kendaraan darat. Mungkin kita harus berhari-hari berjalan kaki, naik turun bukit. Namun hendaknya kita menyadari, bahwa langkah awal perlu segera ditempuh, alasannya bila tidak, kepunahan ayam Sumatra orisinil akan menjadi kenyataan. Dari pengamatan para pecinta satwa langkah orisinil nusantara, ternyata ada beberapa perbedaan antara ayam Sumatra ketika ini dengan ayam Sumatra hasil penyelidikan yang dilaporkan oleh pakar perunggasan pada awal masa ke 20 yang lalu.
Ciri-Ciri Pejantan Ayam Sumatra
- Berat rata-rata 2 kg, termasuk kecil bila dibandingkan dengan jenis ayam lokal unggul yang lain. Bentuk tubuh atletis, dengan dada bidang, kelihatan kekar dan sigap.
- Bulu hias pada leher pendek-pendek tetapi lebat sekali, berwarna oranye dan merah darah.
- Sedangkan warna kuning, merah menyala, ungu, hijau mengkilap menghiasi bulu punggung dan pinggangnya.
- Bulu tubuh sebelah bawah dan bulu dada berwarna hitam.
- Bulu sayap kaku, pendek berwarna hitam kehijau-hijauan bercampur warna coklat, putih dan abu-abu.
- Bulu ekor lebat, keras, panjang menjuntai, tetapi tidak menyentuh tanah.
- Paruhnya besar, pendek, besar lengan berkuasa sekali, berwarna abu-abu kehitam-hitaman.
- Matanya agak tersembunyi, berwarna merah kehitam-hitaman, kelihatan galak berapi-api.
- Jenggernya berbentuk jamangan, kecil dan berwarna merah kehitam-hitaman.
- Demikian pula pial dan cuping telinganya kecil, berwarna merah kehitam-hitaman.
- Kakinya panjang dan kekar, dengan sisik-sisik besar teratur rapat berwarna abu-abu kehitam-hitaman.
- Jari-jari kakinya panjang, kokoh, warnanya hitam kusam.
- Kuku-kukunya panjang, runcing, berwarna hitam abu-abu.
- Telapak kakinya halus, berwarna kuning jerami.
- Tajinya mencuat tajam, panjang, berbonggol besar dengan warna abu-abu hitam kusam.
- Suara kokoknya bernada tinggi.
Ciri-Ciri Betina Ayam Sumatra
- Berat rata-rata 1,5 kg.
- Bentuk tubuhnya kelihatan agak tambun tetapi lebih kecil dari pada pejantannya.
- Jenggernya berbentuk jamangan, kecil, berwarna hitam kemerah-merahan.
- Pialnya juga kecil berwarna merah darah.
- Matanya besar, letaknya agak tersembunyi, berwarna hitam.
- Paruh besar, pendek, berwarna abu-abu kehitam-hitaman.
- Bulu tubuh kebanyakan berwarna hitam, hitam kehijau-hijauan bergaris-garis putih atau coklat kemerah-merahan bergaris-garis kuning.
- Tulang sayap kokoh dengan bulu-bulu keras.
- Bulu ekor pendek menyempit pada ujungnya.
- Kaki bersisik kecil-kecil, rapat, berwarna hitam kecoklat-coklatan, demikian pula pada jari-jari kaki yang besar dan kuat.
- Kukunya panjang, runcing dan melengkung, berwarna hitam kusam.
- Telapak kakinya halus, berwarna kuning jerami.
Ciri-Ciri Telur Ayam Sumatra
- Ukuran sedang, warnanya putih kecoklat-coklatan, berbentuk oval memanjang.
- Setelah dierami induknya selama 21 hari, akan menetaskan anak ayam dengan bulu kapas berwarna kuning pucat berbercak-bercak coklat kehitam-hitaman.
Sumber : Beternak Ayam Buras oleh B. Sarwono
Tag :
Jenis-Ayam