Pada kendala yang disebabkan oleh mutu pullet yang kurang baik ditandai dengan ciri-ciri mempunyai berat tubuh dan keseragaman pullet yang rendah. Keseragaman pullet yang rendah ini sanggup membuat ketidakseragaman permulaan buatan dan tidak seragamnya ukuran telur yang dihasilkan. Ciri lainnya, lamanya meraih dewasa kelamin sehingga permulaan buatan menjadi terlambat. Adanya pullet yang mempunyai jarak tulang pubis yang sempit juga menjadi ciri tersendiri yang membuat ayam tersebut mempunyai ukuran telur yang lebih kecil.
Nutrisi ransum dan air minum Kualitas ransum yang buruk, nutrisinya kurang atau tidak sepadan serta ransum yang mengandung zat racun/antinutrisi sanggup mengakibatkan penurunan buatan telur. Demikian halnya dengan kecukupan air minum. Ukuran dan berat telur juga dipengaruhi oleh nutrisi ransum menyerupai protein, asam amino tertentu menyerupai methionine dan lysine, energi, lemak total dan asam lemak esensial menyerupai asam linoleat. Tidak terpenuhinya keperluan dari salah satu nutrisi tersebut lewat asupan ransum, maka akan meminimalisir berat telur.
Bahkan kalau hal tersebut terjadi pada petelur buatan sebelum umur 40 minggu, bisa berakibat pada penurunan jumlah buatan telur. Ayam laga juga memerlukan asupan kalsium (Ca) yang cukup tinggi di masa produksi. Jika sediaan Ca di dalam tubuh ayam tidak tercukupi, maka jumlah buatan akan menurun dan pembentukan kerabang telur pun sanggup terganggu. Akibatnya kerabang telur lembek. Asupan Ca juga mensugesti warna kerabang telur. Jika kadar Ca rendah atau tidak cukup maka sekresi phorpyrin di saat pengecatan kerabang telur akan menyusut jadinya warna kulit telur menjadi lebih putih.
Selain itu, mesti diamati pula keseimbangan antara Ca dan P (fosfor), dimana perbandingannya yakni 5-6 : 1. Peranan Ca dan P saling terkait dan mempunyai hubungan yang menunjang satu sama lain. Disamping itu penggunaan Ca dan P akan lebih efisien jika dalam ransum cukup mengandung vitamin D. Vitamin D ini dikehendaki untuk mengabsorbsi elemen Ca dan P dalam tubuh ayam.
Selain vitamin D, diperlukan pula vitamin lain yang dikehendaki untuk menyusun telur dan mengantisipasi imbas stres yang mungkin muncul sehingga mengusik buatan telur. Nutrisi yang juga penting untuk diamati kadarnya dalam ransum merupakan mineral garam (NaCl). Pemberian kadar garam yang terlalu tinggi atau terlalu rendah sanggup menurunkan buatan telur. Ayam yang kurang menyantap garam akan menyediakan tanda-tanda rontok bulu (mematuk ayam lain, mematuk bulunya sendiri) atau mengalami penurunan nafsu makan. Sebaliknya ayam yang menyantap terlampau banyak garam, akan memajukan konsumsi air minumnya dan menurunkan konsumsi ransum. Akibatnya nutrisi yang diperlukan untuk membentuk telur menyusut dan penurunan buatan pun akan terjadi. Berikan ransum dengan kadar garam 0,3-0,4% (www.daff.gov.za ).
Seringkali kendala ketidakseimbangan nutrisi mempunyai efek pada pencapaian berat tubuh (BB) ayam yang tidak cocok dengan standar. Saat memasuki masa produksi, ayam dengan BB di bawah tolok ukur tidak akan mengawali buatan telur dan kalau berproduksi pun akan dihasilkan telur berskala kecil dalam waktu yang relatif lama. Bentuk telur kecil (abnormal) (Sumber : Dok. Medion)
Selain itu, periode buatan menjadi mundur dengan jumlah buatan yang rendah. Begitu juga sebaliknya, perkembangan BB yang melampaui tolok ukur akan mengakibatkan buatan telur menjadi turun dengan ukuran telur yang besar. Selain itu juga sering menyebabkan terjadinya kendala prolapsus. Kejadian prolapsus pastinya akan sungguh berakibat fatal lantaran mempunyai efek pada kerusakan permanen kanal telur sehingga ayam berhenti berproduksi. Adanya timbunan lemak tersebut juga akan menghalangi proses pembentukan telur (produksi telur rendah).
Manajemen pemeliharaan
Kegagalan administrasi pemeliharaan ayam laga tak pelak lagi juga membuat penurunan jumlah buatan dan mutu telur. Tindakan administrasi tersebut meliputi banyak hal, antara lain
selaku berikut :
1. Kurangnya pencahayaaan atau tidak cukupnya intensitas cahaya
Ayam yang sudah memasuki masa buatan telur, memerlukan 16 jam pencahayaan untuk memelihara jumlah buatan telur tetap optimal. Faktor pencahayaan di saat masa pullet juga bermitra bersahabat dengan pencapaian berat, ukuran telur dan kematangan kanal reproduksi. Secara lazim ayam yang mengalami kematangan seksual terlalu dini (belum cukup umur) akan memproduksi telur dengan ukuran kecil. Demikian juga sebaliknya di saat kematangan seksual terlambat, maka ayam akan memproduksi telur dengan ukuran besar (abnormal).
Atur jadwal pencahayaan dalamkandang (Sumber : www.trobos,com)
2. Faktor stres
Stres sanggup mengakibatkan turunnya buatan telur. Stres yang lazim terjadi meliputi stres akhir pergantian cuaca/suhu (kedinginan atau kepanansan), pindah kandang, serangan benalu dan perlakuan kasar. Stres yang ditimbulkan akhir bunyi gaduh atau perlakuan berangasan sanggup mengakibatkan proses pembentukkan kerabang telur tidak berjalan secara sempurna.
Kedinginan yakni stres yang paling kerap terjadi selama isu terkini penghujan. Dalam keadaan ini pencahayaan menyusut dan berakibat tidak terangsangnya hormon reproduksi untuk memproduksi telur. Sebaliknya stres akhir cuaca panas, mengakibatkan ayam lebih banyak minum dan meminimalisir acara konsumsi ransum sehingga keperluan nutrisi untuk pembentukan telur tidak terpenuhi.
Kondisi ini sanggup mengakibatkan buatan telur turun, demikian pula dengan kualitasnya. Selama cuaca panas, ayam akan mengerjakan panting (megap-megap) sehingga mengeluarkan banyak karbondioksida (CO 2). Pada pembentukan telur, CO 2 dikehendaki untuk membentuk kalsium karbonat (CaCO 3 ) yang berkhasiat untuk menyusun kerabang telur. Akibat CO 2 menyusut maka kerabang akan lebih tipis dan gampang retak.
Mengatasi Berbagai Problematika Produksi Telur
Berdasarkan banyak sekali aspek yang sudah dijabarkan di atas, maka langkah-langkah yang sanggup dilaksanakan untuk menangani duduk kendala yang berhubungan dengan buatan telur merupakan :
Faktor infeksius
Untuk menangani duduk kendala penurunan buatan yang bekaitan dengan aspek infeksius, dalam hal ini kita mesti menangkal terjadinya nanah penyakit lewat pelaksanaan jadwal vaksinasi dan penerapan biosekuriti. Untuk menangani kendala lantaran nanah penyakit menyerupai ND, AI, EDS dan IB, laksanakan jadwal vaksinasi sesuai keadaan peternakan setempat. Untuk ayam laga yang sudah memasuki masa produksi, seharusnya laksanakan pula monitoring titer antibodi ND, AI, EDS dan IB secara rutin.
Faktor noninfeksius
Perbaiki administrasi pemeliharaan Lakukan kendali berat tubuh (BB) di saat periode starter dan grower (pullet ) serta usahakan mudah-mudahan ayam tidak terlampau gemuk atau terlalu kurus (± 10% dari berat tubuh standar)
Atur jadwal pencahayaan.
Telur kecil yang disebabkan lantaran tingkat kematangan seksual terlalu dini, lazimnya susah untuk tertuntaskan lantaran organ reproduksinya sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Untuk mendapatkan telur dengan ukuran yang optimal, jangan memberi extra cahaya pada ayam periode grower sebelum ayam tersebut meraih BB 1550-1600 gram (siap berproduksi)
Ciptakan keadaan yang nyama selama masa pemeliharaan.
Sediakan air minum dan kawasan minum dalam jumlah yang cukup, buka tirai lebar-lebar, pasang kipas angin, ganti sekam yang basah, dan laksanakan penyemprotan sangkar dengan menggunakan desinfektan menyerupai Antisep atau Neo Antisep.
Selain itu juga mesti menghindarkan dan meminimalkan aspek penyebab stres pada ayam menyerupai cuaca panas atau bunyi gaduh. Jika perlu, ayam dipuasakan makan 1-2 jam selama cuaca panas pada siang hari untuk meminimalisir panas yang dikeluarkan oleh tubuhnya
Ciptakan keadaan sangkar yang tenteram untuk ayam (Sumber : Dok. Medion)
Penuhi keperluan nutrisi ransum
Berikan ransum dengan nutrisi yang sesuai keperluan ayam di tiap periode pemeliharaannya khususnya untuk kandungan protein, asam amino, energi, asam lemak, kalsium, fosfor dan vitamin D (karena sungguh berperan pada pembentukan telur).
Untuk menangani kelemahan Ca, sanggup disertakan grit (tepung kulit kerang) dalam ransum. Grit merupakan sumber kalsium yang baik.
Pada ayam umur 3-10 minggu, grit diberikan sebanyak 3 g/ ekor/hari, dengan ukuran grit berdiameter 2-3 mm. Sedangkan pada umur > 10 minggu, berikan grit sebanyak 4-5 g/ekor/hari dengan ukuran grit berdiameter 3-5 mm
Perlu dikenang juga bahwa perembesan Ca oleh tubuh ayam dipengaruhi oleh kecukupan vitamin D. Oleh alasannya itu selain santunan grit , perlu disertakan juga pelengkap vitamin menyerupai Strong Egg atau Egg Stimulant. Egg Stimulant juga berkhasiat untuk mempercepat tercapainya buatan telur yang optimal sekaligus menjaga buatan telur tetap tinggi. Selain itu, suplementasi asam amino (methionine dan lysine), khususnya yang terkandung dalam Aminovit dan Top Mix bisa memperbesar buatan dan berat telur. Bila mutu ransum kurang baik, tambahkan Top Mix untuk memajukan kualitasnya.
Mempertahankan buatan telur sesuai dengan tolok ukur memang memerlukan banyak sekali langkah-langkah penanganan yang tepat. Jika peternak mencicipi mulai terjadi penurunan buatan telur, secepatnya laksanakan anamnesa diikuti dengan pembacaan recording buatan selaku langkah pertama diagnosa. Pada penurunan buatan yang disebabkan oleh aspek nanah penyakit, langkah berikutnya merupakan dengan mengamati tanda-tanda klinis yang tampak, pergantian patologi anatomi yang terjadi dan laksanakan investigasi uji laboratorium untuk meneguhkan diagnosa.
Langkah-langkah tersebut penting dilaksanakan untuk mendeteksi secara dini penyebab turunnya buatan sehingga sanggup dilaksanakan penanganan lebih lanjut lewat jadwal persiapan yang tepat.
Nutrisi ransum dan air minum Kualitas ransum yang buruk, nutrisinya kurang atau tidak sepadan serta ransum yang mengandung zat racun/antinutrisi sanggup mengakibatkan penurunan buatan telur. Demikian halnya dengan kecukupan air minum. Ukuran dan berat telur juga dipengaruhi oleh nutrisi ransum menyerupai protein, asam amino tertentu menyerupai methionine dan lysine, energi, lemak total dan asam lemak esensial menyerupai asam linoleat. Tidak terpenuhinya keperluan dari salah satu nutrisi tersebut lewat asupan ransum, maka akan meminimalisir berat telur.
Bahkan kalau hal tersebut terjadi pada petelur buatan sebelum umur 40 minggu, bisa berakibat pada penurunan jumlah buatan telur. Ayam laga juga memerlukan asupan kalsium (Ca) yang cukup tinggi di masa produksi. Jika sediaan Ca di dalam tubuh ayam tidak tercukupi, maka jumlah buatan akan menurun dan pembentukan kerabang telur pun sanggup terganggu. Akibatnya kerabang telur lembek. Asupan Ca juga mensugesti warna kerabang telur. Jika kadar Ca rendah atau tidak cukup maka sekresi phorpyrin di saat pengecatan kerabang telur akan menyusut jadinya warna kulit telur menjadi lebih putih.
Selain itu, mesti diamati pula keseimbangan antara Ca dan P (fosfor), dimana perbandingannya yakni 5-6 : 1. Peranan Ca dan P saling terkait dan mempunyai hubungan yang menunjang satu sama lain. Disamping itu penggunaan Ca dan P akan lebih efisien jika dalam ransum cukup mengandung vitamin D. Vitamin D ini dikehendaki untuk mengabsorbsi elemen Ca dan P dalam tubuh ayam.
Selain vitamin D, diperlukan pula vitamin lain yang dikehendaki untuk menyusun telur dan mengantisipasi imbas stres yang mungkin muncul sehingga mengusik buatan telur. Nutrisi yang juga penting untuk diamati kadarnya dalam ransum merupakan mineral garam (NaCl). Pemberian kadar garam yang terlalu tinggi atau terlalu rendah sanggup menurunkan buatan telur. Ayam yang kurang menyantap garam akan menyediakan tanda-tanda rontok bulu (mematuk ayam lain, mematuk bulunya sendiri) atau mengalami penurunan nafsu makan. Sebaliknya ayam yang menyantap terlampau banyak garam, akan memajukan konsumsi air minumnya dan menurunkan konsumsi ransum. Akibatnya nutrisi yang diperlukan untuk membentuk telur menyusut dan penurunan buatan pun akan terjadi. Berikan ransum dengan kadar garam 0,3-0,4% (www.daff.gov.za ).
Seringkali kendala ketidakseimbangan nutrisi mempunyai efek pada pencapaian berat tubuh (BB) ayam yang tidak cocok dengan standar. Saat memasuki masa produksi, ayam dengan BB di bawah tolok ukur tidak akan mengawali buatan telur dan kalau berproduksi pun akan dihasilkan telur berskala kecil dalam waktu yang relatif lama. Bentuk telur kecil (abnormal) (Sumber : Dok. Medion)
Selain itu, periode buatan menjadi mundur dengan jumlah buatan yang rendah. Begitu juga sebaliknya, perkembangan BB yang melampaui tolok ukur akan mengakibatkan buatan telur menjadi turun dengan ukuran telur yang besar. Selain itu juga sering menyebabkan terjadinya kendala prolapsus. Kejadian prolapsus pastinya akan sungguh berakibat fatal lantaran mempunyai efek pada kerusakan permanen kanal telur sehingga ayam berhenti berproduksi. Adanya timbunan lemak tersebut juga akan menghalangi proses pembentukan telur (produksi telur rendah).
Manajemen pemeliharaan
Kegagalan administrasi pemeliharaan ayam laga tak pelak lagi juga membuat penurunan jumlah buatan dan mutu telur. Tindakan administrasi tersebut meliputi banyak hal, antara lain
selaku berikut :
1. Kurangnya pencahayaaan atau tidak cukupnya intensitas cahaya
Ayam yang sudah memasuki masa buatan telur, memerlukan 16 jam pencahayaan untuk memelihara jumlah buatan telur tetap optimal. Faktor pencahayaan di saat masa pullet juga bermitra bersahabat dengan pencapaian berat, ukuran telur dan kematangan kanal reproduksi. Secara lazim ayam yang mengalami kematangan seksual terlalu dini (belum cukup umur) akan memproduksi telur dengan ukuran kecil. Demikian juga sebaliknya di saat kematangan seksual terlambat, maka ayam akan memproduksi telur dengan ukuran besar (abnormal).
Atur jadwal pencahayaan dalamkandang (Sumber : www.trobos,com)
2. Faktor stres
Stres sanggup mengakibatkan turunnya buatan telur. Stres yang lazim terjadi meliputi stres akhir pergantian cuaca/suhu (kedinginan atau kepanansan), pindah kandang, serangan benalu dan perlakuan kasar. Stres yang ditimbulkan akhir bunyi gaduh atau perlakuan berangasan sanggup mengakibatkan proses pembentukkan kerabang telur tidak berjalan secara sempurna.
Kedinginan yakni stres yang paling kerap terjadi selama isu terkini penghujan. Dalam keadaan ini pencahayaan menyusut dan berakibat tidak terangsangnya hormon reproduksi untuk memproduksi telur. Sebaliknya stres akhir cuaca panas, mengakibatkan ayam lebih banyak minum dan meminimalisir acara konsumsi ransum sehingga keperluan nutrisi untuk pembentukan telur tidak terpenuhi.
Kondisi ini sanggup mengakibatkan buatan telur turun, demikian pula dengan kualitasnya. Selama cuaca panas, ayam akan mengerjakan panting (megap-megap) sehingga mengeluarkan banyak karbondioksida (CO 2). Pada pembentukan telur, CO 2 dikehendaki untuk membentuk kalsium karbonat (CaCO 3 ) yang berkhasiat untuk menyusun kerabang telur. Akibat CO 2 menyusut maka kerabang akan lebih tipis dan gampang retak.
Mengatasi Berbagai Problematika Produksi Telur
Berdasarkan banyak sekali aspek yang sudah dijabarkan di atas, maka langkah-langkah yang sanggup dilaksanakan untuk menangani duduk kendala yang berhubungan dengan buatan telur merupakan :
Faktor infeksius
Untuk menangani duduk kendala penurunan buatan yang bekaitan dengan aspek infeksius, dalam hal ini kita mesti menangkal terjadinya nanah penyakit lewat pelaksanaan jadwal vaksinasi dan penerapan biosekuriti. Untuk menangani kendala lantaran nanah penyakit menyerupai ND, AI, EDS dan IB, laksanakan jadwal vaksinasi sesuai keadaan peternakan setempat. Untuk ayam laga yang sudah memasuki masa produksi, seharusnya laksanakan pula monitoring titer antibodi ND, AI, EDS dan IB secara rutin.
Faktor noninfeksius
Perbaiki administrasi pemeliharaan Lakukan kendali berat tubuh (BB) di saat periode starter dan grower (pullet ) serta usahakan mudah-mudahan ayam tidak terlampau gemuk atau terlalu kurus (± 10% dari berat tubuh standar)
Atur jadwal pencahayaan.
Telur kecil yang disebabkan lantaran tingkat kematangan seksual terlalu dini, lazimnya susah untuk tertuntaskan lantaran organ reproduksinya sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Untuk mendapatkan telur dengan ukuran yang optimal, jangan memberi extra cahaya pada ayam periode grower sebelum ayam tersebut meraih BB 1550-1600 gram (siap berproduksi)
Ciptakan keadaan yang nyama selama masa pemeliharaan.
Sediakan air minum dan kawasan minum dalam jumlah yang cukup, buka tirai lebar-lebar, pasang kipas angin, ganti sekam yang basah, dan laksanakan penyemprotan sangkar dengan menggunakan desinfektan menyerupai Antisep atau Neo Antisep.
Selain itu juga mesti menghindarkan dan meminimalkan aspek penyebab stres pada ayam menyerupai cuaca panas atau bunyi gaduh. Jika perlu, ayam dipuasakan makan 1-2 jam selama cuaca panas pada siang hari untuk meminimalisir panas yang dikeluarkan oleh tubuhnya
Ciptakan keadaan sangkar yang tenteram untuk ayam (Sumber : Dok. Medion)
Penuhi keperluan nutrisi ransum
Berikan ransum dengan nutrisi yang sesuai keperluan ayam di tiap periode pemeliharaannya khususnya untuk kandungan protein, asam amino, energi, asam lemak, kalsium, fosfor dan vitamin D (karena sungguh berperan pada pembentukan telur).
Untuk menangani kelemahan Ca, sanggup disertakan grit (tepung kulit kerang) dalam ransum. Grit merupakan sumber kalsium yang baik.
Pada ayam umur 3-10 minggu, grit diberikan sebanyak 3 g/ ekor/hari, dengan ukuran grit berdiameter 2-3 mm. Sedangkan pada umur > 10 minggu, berikan grit sebanyak 4-5 g/ekor/hari dengan ukuran grit berdiameter 3-5 mm
Perlu dikenang juga bahwa perembesan Ca oleh tubuh ayam dipengaruhi oleh kecukupan vitamin D. Oleh alasannya itu selain santunan grit , perlu disertakan juga pelengkap vitamin menyerupai Strong Egg atau Egg Stimulant. Egg Stimulant juga berkhasiat untuk mempercepat tercapainya buatan telur yang optimal sekaligus menjaga buatan telur tetap tinggi. Selain itu, suplementasi asam amino (methionine dan lysine), khususnya yang terkandung dalam Aminovit dan Top Mix bisa memperbesar buatan dan berat telur. Bila mutu ransum kurang baik, tambahkan Top Mix untuk memajukan kualitasnya.
Mempertahankan buatan telur sesuai dengan tolok ukur memang memerlukan banyak sekali langkah-langkah penanganan yang tepat. Jika peternak mencicipi mulai terjadi penurunan buatan telur, secepatnya laksanakan anamnesa diikuti dengan pembacaan recording buatan selaku langkah pertama diagnosa. Pada penurunan buatan yang disebabkan oleh aspek nanah penyakit, langkah berikutnya merupakan dengan mengamati tanda-tanda klinis yang tampak, pergantian patologi anatomi yang terjadi dan laksanakan investigasi uji laboratorium untuk meneguhkan diagnosa.
Langkah-langkah tersebut penting dilaksanakan untuk mendeteksi secara dini penyebab turunnya buatan sehingga sanggup dilaksanakan penanganan lebih lanjut lewat jadwal persiapan yang tepat.
Tag :
Perawatan Ayam Laga