Produksi telur ayam kampung lebih rendah dari ayam ras, yaitu 50 butir per ekor per tahun untuk sistem pemeliharaan secara semi intensif.
Untuk meningkatkan jumlah produksi beberapa cara sanggup dilakukan dengan cara penetasan telur dengan mesin tetas atau dengan induk entog (itik manila).
Telur-telur yang ada disangkar diambil dan dimasukkan ke dalam kandang entok yang sudah siap mengeram atau dipindahkan ke dalam mesin tetas, sehingga bila induk ayam mau mengerami telur di sangkarnya tidak jadi alasannya yaitu sangkarnya kosong.
Induk ayam yang mulai mengeram lalu dipegang dan dimandikan setiap hari dengan tujuan untuk menghilangkan sifat mengeram induk ayam secepat mungkin.
Biasanya induk ayam yang diharapkan menyerupai ini sifat mengeramnya usang kelamaan menghilang, 2-3 ahad sehabis sifat mengeram menghilang maka babon akan menawarkan sifat birahinya dan akan bertelur kembali. Langkah ini dilakukan bertujuan biar sanggup dihasilkan telur yang lebih banyak.
Dengan metode ini diharapkan siklus bertelur induk ayam buras sanggup mencapai 9 kali per tahun, dengan produksi telur sanggup mencapai ± 115 butir per ekor per tahun dengan perkiraan produksi telur per periode bertelur rata-rata 13 butir atau sanggup menghasilkan ± 72 ekor anak ayam pertahun apabila setiap kali periode bertelur ditetaskan dan diasumsikan menetas 8 ekor. Ini berarti bahwa ayam buras bisa menghasilkan anak ayam lebih banyak bila dikehendaki.
Sumber : Armanudin 2009, Budiman Hadi 1995, Djatnika DH & Endang Sugiharti 1996
Tag :
Pemeliharaan Ayam Buras