Cara Perawatan Telur Tetas Dan Anak Ayam

Postingan saya ini merupakan sambungan dari postingan saya sebelumnya mengenai cara mengembangbiakkan ayam kampung. Jika beberapa usang kemudian induk ayam betina akan bertelur. Bila induk betina umurnya belum mencapai 1 tahun, telur yang dihasilkan biasanya masih kecil-kecil. Tapi jika usianya sudah lewat setahun, telurnya akan lebih besar dan seragam bentuknya. Telur yang akan ditetaskan, sebaiknya diseleksi. Pilihlah telur tetas yang bentuknya oval, dengan ukuran lebar 3/4 kali panjang. Jangan mengambil telur tetas yang bentuknya terlalu lingkaran atau panjang, lantaran telur ini bila ditetaskan tak akan banyak yang menetas.

Kulit telur bersih, permukaannya rata, dan tak ada bab yang rusak atau retak. Umur telur belum lebih dari 7 hari tepat di tengah-tengah. Keadaan isi telur ini bisa dilihat dengan proteksi teropong atau sinar lampu. Letak isi telur yang tepat sangat dekat hubungannya dengan kelangsungan hidup janin (embrio) yang terdapat di dalamnya. Selain itu berat dan besarnya juga harus seragam, semoga bawah umur ayam yang menetas besarnya nanti juga seragam. Untuk ayam kampung berat telur tetas yang ideal untuk ditetaskan yaitu 35 hingga 40 gram.

Penetasan Telur

Telur tetas terpilih, bisa eksklusif ditetaskan dengan cara dieramkan pada induk lain yang sedang mengeram. Bila jumlah telur yang akan ditetaskan banyak, sekitar 100 butir misalnya, bisa dipergunakan mesin tetas. Sedang telur yang tak terpakai bisa dimanfaatkan untuk telur konsumsi.

Biasanya seekor induk ayam sanggup mengerami telur 6-8 butir sekaligus. Tempat pengeraman bisa berupa petarangan atau sangkar kotak yang diberi bantalan rumput atau jerami kering yang lembut. Sangkar petarangan diletakkan di kawasan yang cukup tenang, ruangan agak gelap, serta bebas dari gangguan. Letakkan telur yang akan ditetaskan di kawasan yang tepat. Sedang induk yang bakal digunakan sebagai tenaga pengeram, sebaiknya dipilih seekor indukan yang cukup besar dan lebat bulu-bulunya. Selama pengeraman, sediakanlah masakan dan minuman, indukan betina akan bisa mengerami telur hingga tiga kali masa pengeraman berturut-turut. Selama masa pengeraman ini, kebersihan kawasan lingkungan mengeram harus dijaga baik-baik, semoga kesehatan induk dan anak ayam yang bakal menetas lebih terjamin.

Bila penetasan telur dilakukan secara buatan, maka kondisi sekitar kawasan penetasan harus memenuhi beberapa persyaratan. Suhu yang dibutuhkan yaitu selalu tetap selama proses penetasan berlangsung. Telur tetas sebaiknya selalu dibolak-balik, pembalikan telur harus pelan-pelan, dihentikan disentakkan. Maksudnya semoga isi telur tidak tergoncang dan proses perkembangan embrio tidak terganggu.

Pemutaran posisi telur (membalik) mutlak dibutuhkan dalam proses penetasan telur secara buatan. Maksudnya semoga telur mendapat panas yang merata, benih embrio tidak menempel pada selaput kulit telur selama fase permulaan pengeraman, serta kuning tidak menempel pada selaput pembungkus anak (terutama pada fase pertumbuhan anak sebelum menetas). Membalik telur tetas ini sebaiknya dilakukan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore hari. Pada dikala tertentu telur tetas ini juga perlu didinginkan satu kali dalam sehari, lamanya cukup 10-15 menit saja. Caranya dengan membuka pintu ruang penetasan sewaktu dilakukan pemutaran telur. Sedang secara alamiah, induk ayam yang mengerami telurnya adakala turun dari kawasan pengeraman untuk makan dan minum atau mengais-ngais tanah. Saat sang induk turun inilah telur yang dierami mendapat kesempatan pendinginan oleh udara.

Perawatan Setelah Anak Ayam Menetas

Telur tetas yang baik akan menetas sesudah 21 hari dierami. Kulit telur akan retak oleh desakan dari dalam, kemudian keluarlah anak ayam kecil yang sudah bisa menghirup udara luar untuk pernafasannya. Anak ayam kecil ini sebaiknya segera ditolong keluar dari petarangan atau kotak penetasan dan dipindah dalam boks (kotak indukan buatan) yang hangat. Kehangatan ini sangat dibutuhkan anak ayam, lantaran ia belum memiliki bulu yang sempurna. Sebagai sumber panas bisa dipergunakan lampu listrik atau lampu teplok. Umur 1-7 hari dipergunakan lampu listrik berkekuatan 60 watt, 8-14 hari 40 watt, umur 15-21 hari 25 watt, dan umur 22-28 hari 15 watt. Selanjutnya anak ayam sudah cukup besar lengan berkuasa hidup tanpa proteksi pemanasan.

Perawatan Setelah Berumur Sebulan

Anak ayam berumur 4 ahad tidak lagi membutuhkan lampu penghangat. Kondisi tubuhnya sudah bisa menyesuaikan diri dengan iklim lingkungan di sekitarnya. Sebaiknya mereka segera dipindahkan dari boks induk buatan ke sangkar pemeliharaan yang lebih luas dan longgar, yang disebut sangkar pembesaran. Kandang ini disebut juga sangkar sapihan. Untuk sangkar seluas 1 m2, sebaiknya diisi anak ayam sebanyak 16 ekor saja.

Sama dengan boks induk buatan, dalam sangkar juga harus disediakan kawasan masakan dan minuman yang berbentuk agak panjang. Agar masing-masing anak ayam bisa leluasa makan dan minum. Agar mereka tidak saling berebut dan saling patuk. Bentuk masakan yang diberikan juga masih berupa masakan halus, contohnya CP 521/321. Tapi sesudah berumur 6 ahad diganti CP 522/322, yang bentuknya agak sedikit kasar. Untuk mencegah semoga anak ayam tidak terkena penyakit cacing parasit, pada umur 5 ahad sebaiknya diobati dengan obat cacing. Bisa digunakan contohnya Vermizon Sirup, Vermizon Tablet, atau Vermizyn untuk membunuh bibit penyakit cacing keremi dan gelang dalam tubuh.

Perawatan Setelah Berumur 2 Bulan

Setelah menginjak umur 8 ahad atau sekitar 2 bulan, anak ayam ini sudah bisa disebut ayam muda. Bobot tubuh rata-rata sudah mencapai 370 gram perekor. Sebaiknya ayam muda ini mulai dilepas di kawasan pengumbaran. Tapi sebelum dilepas, sebaiknya ayam muda ini divaksin lagi dengan vaksin anti NCD. Ayam divaksin lewat suntikan dengan homogen vaksin strain Kumarov. Sebagai kawasan pengumbaran bisa digunakan halaman pekarangan yang dipagar rapat dengan batang bambu setinggi 2-3 meter. Halaman umbaran ini ditanami dengan tumbuhan hijauan (rumput) dan peneduh (jambu, jeruk, lamtoro) semoga suasana lingkungannya segar dan sejuk.

Seleksi Untuk Bibit Pengganti

Ayam muda sesudah berumur 4-5 bulan sebaiknya diseleksi. Ayam betina yang pertumbuhan dan bentuk badannya kurang bagus, dan diperkirakan tidak akan memperlihatkan produksi telur yang memuaskan, lebih baik jangan dipelihara terus. Begitu pula ayam jantan yang tidak terpilih menjadi calon bibit, sebaiknya dijual sebagai ayam potong. Ayam muda serupa ini memang sangat disukai konsumen. Dengan bobot hidup sekitar 1 kg, ayam muda ini baik sekali dagingnya diolah menjadi ayam goreng.

Ayam kampung umumnya dipelihara sebagai ternak dwiguna, penghasil telur sekaligus pedaging. Umur ayam kampung mulai bertelur sangat beragam. Sebagai petelur ada yang pada usia 135 hari sudah mulai bertelur. Tapi ada juga yang terlambat, hingga 250 hari gres mulai bertelur. Ayam betina yang bagus, sebagai petelur, sifat mengeramnya gres akan keluar sesudah menghasilkan telur sekitar 40 butir. Misalnya pada ayam kedu. Sedang yang jelek, bertelur 9-14 butir sudah mulai sifat mengeramnya. Setelah berumur sekitar 3 tahun, sebaiknya diafkir menjadi ayam potong. Daging afkiran ini baik sekali diolah menjadi sate atau soto.

Referensi : Berbagai Sumber
Back To Top